BERBEKAL telepon genggam, mereka mewujudkan sebuah film. Hasilnya kemudian disuguhkan ke khalayak. Diparadekan dalam sebuah ajang bertajuk Festival Film Tasik 2012 di Gedung Kesenian Tasikmalaya (GKT), Sabtu-Minggu (1-2/12/2012).
“Kita bisa berbagi dengan banyak orang dengan kamera hp,” kata filmaker asal Austria, Victor Jaschke saat berdiskusi di sela-sela pemutaran film festival yang digelar Komunitas Film Tasik (Kofita) bekerjasama dengan Chios Production itu.
Aktor dan sutradara Torro Margens pun menyempatkan diri memberi dukungan semangat kepada anak muda pecinta film di Priangan Timur. “Yang paling penting adalah semangat. Hidup semangat!” katanya.
Hadir pula sebagai pembicara, Kang Acep Zamzam Noor, Ashmansyah Timutiah dan saya sebagai penggembira. Diskusi dipandu Nero Taopik Abdillah, sehari sebelumnya tugas itu ditangani Ai Boy Nurhidayat.
Sedikitnya sepuluh film diputar dalam ajang festival itu. Di antaranya, Sehidup Mati (Abu Production), Patung Duit (SKCF), Teman Makan Teman (TMT), Sekolah Punya Cerita (SMA Almuttaqin), Riung Rempeg (Komunitas Ngejah), Kejam (Kanaba), Ketuk 3x (SIF MAN 3 Cibeureum), Gara-gara Permen (Percisa), dan Kaganga (Baju Kopral Ciamis).
Kegembiraan pecah, setelah komunitas mendapatkan piala bergaya academy award atau Piala Oscar.
Berikut ini hasil lengkapnya: komunitas terproduktif diraih SKCF, sutradara terbaik Kanaba, ide cerita terbaik Q-Smart SMA Almuttaqin, dokumenter terbaik Baju Kopral, film favorit Galeri Picture, the best performance Sanggar Tuna, pengarah sinematografi terbaik Sif, pemeran anak terbaik Persica, film pendek terbaik Almaarif Picture, film diary terbaik Riyadul Hikmah Cikatomas,Editor terbaik Skata, aktris terbaik Abu Production, Sekenario terbaik Six step, dan film terbaik diraih Komunitas Ngejah.
Panji Irawan, Wandi, Erbe, Seno, Arief Reef, Vudu Blues dan komunitas pendukung FFT 2012, tentu menikmati kegembiraan yang menurut Ashmansyah Timutiah menggetarkan Tasikmalaya selama dua hari itu.
Sumber : http://duddy.web.id/komunitas/